Senin, 14 Oktober 2013

RESENSI BUKU "SUNSET BERSAMA ROSIE"







Judul                       : Sunset Bersama Rosie
Penulis                    : Darwis Tere Liye
Editor                      : Andriyati
Penerbit                  : Republika Mahaka Publishing
Cetakan                  : 1 November 2013
Jumlah Halaman    : 426 Hal

        Darwis Tere Liye adalah seoranga penulis buku professional dengan karyanya novel-novel best seller. Novel-novel yang beliau tulis selalu mengundanga pesan yang mudah untuk segera ditangkap. Beberapa novelnya bertemakan religious seperti : Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah. Mayoritas karya-karyanya melukiskan perjuangan maha berat anak negeri yang pada akhirnyatertangkap cerita happy ending. Tak banyak yang diketahui dari Darwis Tere Liye. Beliau menolak untuk mempublikasikan profil pribadinya.
        Karya-karyanya antara lain : Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah, Ayahku (Bukan) Pembohong, Serial Anak-anak Mamak Amelia (Belum Terbit), daun yang jatuh tak pernah membeci angin, antara Jakarta dan kuala lumpur, sepotong hati yang tersisia, Hafalan Shalat Delisa, Rembulan Tenggalam Diwajahmua, Sunset BErsama Rosie, Moga Bunda Di saying Allah dan Bidadari-bidadari Surga.
      Dibandingakan dengan buku yang ditulis oleh pelaku bom Jimbaran sendiri, terdapat perbedaan yang sangat signifikan. Tentu saja. Sunset Bersama Rosie memaparkan kejadian beberapa tahun lalu dengan sudut pandang sebagai korban dalam bentuk fiksi.
    Tere Liye selalu menulis kejadian yang benar-benar terjadi dalam bentuk fiksi. Hal inilah yang menjadi kekhasan dalam setiap buku-bukunya. Namun tetap lebih banyak bumbu-bumbu ceritanya karena kejadian yang benar-benar terjadi itu lebih sering dipakai sebagai background kisah tersebut. Uniknya para pembaca kadang terkecoh dan menganggap bila karya-karyanya sempurna kisah nyata, hanya diganti nama tokoh saja. Kecuali dalam buku Moga Bunda disayang Allah, kisah ini nyata yaitu kisah Hellen Keller, hanya diubah latar tempat dan nama tokoh.
      Sunset Bersama Rosie memberikan arti persahabatan yang terikat dalam waktu dua puluh tahun yang tidak pernah mendapat kesempatan berbicara tentang cinta hanya karena nama mereka yang mengandung arti filosofis menyakitkan. Dan pada akhirnya mereka menunggu kesempatan itu dating bersama perjalanan yang tak kalah menyakitkan.
      Kisah ini diawali dengan perayaan ulang tahun pernikahan Nathan dan Rosie yang ke 13 di sebuah restoran di Jimbaran, Bali. Ditemani oleh 4 anak mereka. Sedangkan Tegar, sahabat 33 tahun Rosie ikut menghadiri perayaan ulang tahun pernikahan Nathan dan Rosie yang ke 13 di gedung maha besar di Jakarta, melalui tele-confernce. Ditengah kegembiraan mereka, ternyata sebuah bom meledak tepat ditempat mereka berdiri. Nathan tewas, sedangkan salah satu anak mereka menjadi saksi hidup yang melihat langsung pelaku bom Jimbaran. Tegar, sahabat 33 tahun Rosie itu langsung terbang ke Bali, melupakan hari pertunangannya, esok nanti dengan sekar, gadis cantik yang menolak berhubungan dengan Rosie. Cerita mereka berlanjut ditemani oleh kecemasan Oma yang mengatahui kisah 6 tahun lalu antara perasaan Tegar, keluguan Rosie, gadis yang selalu menyaksikan sunset bersma Tegar yang tak pernah menangkap akibat persahabatan 27 tahun lalu dengan pernikahan Nathan dan Rosie. Oma mempresepsikan kedatangan Tegar keluarganya akan membuat perasaan 6 tahun lalu itu kembali mencuat. Apalagi ketika Rosie mengalami depresi hebat akibat kematian Nathan.
      Ternyata baik tegar maupun Rosie tak pernah menyadari bila kesempatan itu dating bersamaan dengan kematian Nathan. Tapi kesempatan itu terhalangi oleh cinta Tegar pada Sekar. Rosie baru mampu menangkap akibat persahabatan 27 tahun lalu itu ketika Tegar seolah menjadi papa kedua anak-anak Rosie pasca kematian Nathan. Tapi takdir tak bisadiubah lagi ketika Tegar akan menikahi Sekar setelah Rosie sembuh dari depresinya.
      Kesempatan itu dating sebelum akad nikah Tegar dan Sekar. Sekar yang selalu katakutan dengan ancaman gagalnya pernikahan mereka merelakan Tegar abadi dengan Rosie.
      Seharusnya Tere Liye memberikan kejelasan yang lebih detail mengenai kematian Nathan dan tidak terlalu banyak menggunakan kata-kata kiasan. Banyak orang yang tidak mengerti arti-arti dari kata kiasan Tere Liye. Tapi walaupun begitu, Tere Liye mampu mengetuk kesadaran atas perbuatan tercela dari hati yang paling dalam, setidaknya Tere Liye ikut membangun moral bangsa yang sekarang sedang terpuruk.
     Buku ini baik dibaca oleh remaja maupun orang tua karena bahasanya membutuhkan penalaran yang lumayan tinggi. Dan akan ikut mambangun keperibadian kita.

 RESENSI BUKU DIBUAT OLEH: VILLA NURFILLAH (SANTRI NFBS KELAS X)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentarlah dengan positif...