Sebelum suatu bahan pustaka yang relevan
dapat ditemukan kembali harus diadakan penelusuran (search) terlebih dahulu di
dalam "gudang" informasi yang disebut perpustakaan. Tentunya tidak
praktis jika seluruh koleksi perpustakaan ditelusuri satu persatu. Prinsip
dasar dalam temu kembali informasi adalah bahwa penelusuran untuk suatu bahan
pustaka dilakukan pada sebagian koleksi itu, yakni pada bagian yang secara potensial
paling relevan untuk memenuhi suatu permintaan. Bagian dari koleksi bahan pustaka
itu disebut kelas.
Kelas
dalam batasan umum adalah suatu kelompok benda yang memiliki beberapa ciri yang
sama. Terompet, seruling, saxophone, harmonika umpamanya, merupakan instrumen
musik yang mengeluarkan suara dengan ditiup. Suara yang keluar melalui medium
itu merupakan satu ciri instrumen tersebut, sehingga instrumen-instrumen itu dapat
dimasukkan dalam satu kelas yang disebut instrumen musik tiup. Dalam temu kembali
informasi yang disebut kelas adalah sekelompok bahan pustaka yang paling sedikit
mempunyai satu ciri yang sama. Kegiatan pengelompokan atau pembentukan kelas disebut
klasifikasi.
Satu
bahan pustaka dapat memiliki beberapa ciri, umpamanya; ciri kepengarangan, ciri
subyek, ciri fisik dan ciri-ciri lainnya. Oleh karena itu satu bahan pustaka
dapat dikelompokkan menurut setiap ciri yang ada pada bahan pustaka itu. Perpustakaan
pada hakekatnya mengumpulkan bahan pustaka karena informasinya (subyeknya).
Pengelompokan berdasarkan ciri subyek ini di perpustakaan disebut klasifikasi
fundamental. Sedang pengelompokan menurut ciri lainnya disebut klasifikasi artifisial.
Misalnya pengelompokan menurut pengarang, atau menurut ukuran fisik.
Klasifikasi
yang diterapkan di pusat informasi dan perpustakaan didefinisikan sebagai
penyusunan sistematik terhadap buku dan bahan pustaka lain atau katalog atau entri
indeks berdasarkan subjek, dalam cara paling berguna bagi mereka yang membaca atau
mencari informasi. Dengan demikian, klasifikasi berfungsi ganda, yaitu (1)
sebagai sarana penyusunan bahan pustaka di rak, dan (2) sebagai sarana
penyusunan entri bibliografis dalam katalog tercetak, bibliografi dan indeks
dalam tata susunan sistematis.
Sebagai
sarana pengaturan bahan pustaka di rak, klasifikasi mempunyai dua tujuan yaitu:
(1) membantu pemakai mengidentikkan dan melokalisasi sebuah bahan pustaka berdasarkan
nomor panggil, dan (2) mengelompokkan semua bahan pustaka sejenis menjadi satu.
Dengan kata lain, tujuan utama klasifikasi di perpustakaan adalah mempermudah
dalam temu kembali informasi (bahan pustaka) yang dimiliki perpustakaan